”Dan
Dialah yang menurunkan hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dari
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari
macam tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman
yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai
tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami
keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
Perhatiankanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan
pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al-An’aam : 99)
Sedikitnya ada 20 ayat dalam Al-Qur’an yang
menyebutkan pohon atau buah kurma. Lima belas ayat menyebutnya bersama
dengan tumbuhan lain, diantaranya zaitun, anggur dan delima. Kurma
merupakan ciptaan dan karunia Allah yang mempunyai kelebihan atas buah
lainnya. Penyebutan berulang kali kurma dalam Al-Qur’an menunjukkan
betapa raja buah dari surga ini memiliki kandungan dan khasiat istimewa
dan tiada tanding bagi yang rajin mengkonsumsinya.
Penyebutan kurma dalam Al-Qur’an terdapat
juga di Surat Al-An’aam: 141, al-Kahfi: 32, Thaha: 71, asy-Syu`ara: 148,
Qamar : 20, ar-Rahman : 11 & 68, al Haqqah : 7, Abasa: 27-29,
Maryam: 23 & 25, al-Baqarah: 266, ar-Ra`d: 4, an-Nahl: 11 & 67,
al-Isra`: 91, al-Mu`minun : 19, Yasin: 34, Ibrahim : 24.
Sementara keutamaan kurma juga disebutkan di banyak hadits, antara lain Rasulullah ﷺ bersabda, “Kurma itu menghilangkan penyakit dan tidak membawa penyakit. Ia berasal dari surga. Dan di dalamnya terkandung obat.” Hadits lain menyebutkan Rasulullah ﷺ bersabda, “Rumah yang didalamnya tidak ada kurma, penghuninya adalah orang-orang lapar.” (HR. Bukhari).
Rasulullah ﷺ juga bersabda, “Kurma ajwa yang baik berkhasiat sebagai penyembuh.” Aisyah berkata, “Rasulullah telah menyebut kurma dan susu sebagai makanan terbaik di antara makanan lainnya.”
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim menyebutkan, “Abdullah bin Ghifar melihat Rasulullah mengkonsumsi mentimun bersama kurma rutab (kurma basah).”
Sementara Sa’ad r.a mendengar Rasulullah bersabda, “Barang siapa memakan tujuh butir kurma ajwah di pagi hari, maka racun dan sihir tidak akan membahayakannya pada hari itu.” (HR. Bukhari).
Anas ra berkata, “Rasulullah ﷺ
berbuka sebelum shalat dengan beberapa butir kurma basah (ruthab).
Apabila tidak ada kurma basah di tempat beliau, maka beliau berbuka
dengan beberapa butir kurma kering (tamr). Dan apabila tidak ada kurma
kering, maka beliau menghirup beberapa teguk air.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).
Salman ibnu Amir Al Dhabbi meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Apabila
seorang dari kalian berbuka, maka hendaklah dia berbuka dengan kurma.
Sesungguhnya kurma itu berkah. Dan apabila dia tidak mendapatkan kurma,
maka hendaklah dia berbuka dengan air. Sesungguhnya air itu suci.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya,
Zadul Ma`ad menjelaskan bahwa kurma dapat menguatkan perut yang dingin,
menyamankannya dan menyuburkan badan. Ia termasuk buah yang paling mulia
dan paling bermanfaat. Ia adalah raja buah-buahan, penguat lever, dan
pelembut tabiat. Ia adalah buah yang paling banyak memberikan nutrisi.
Memakannya sebelum makan pagi dapat membunuh cacing. Panas yang
dikandungnya adalah penawar racun. Oleh karena itu, apabila ia dimakan
secara terus-menerus sebelum makan pagi dapat melemahkan cacing dan
menguranginya. Kurma adalah makanan, obat, minuman sekaligus manisan.
Membatasi ifthar dengan kurma saja memiliki
manfaat medis yang besar, yaitu masuknya nutrisi ke dalam perut secara
bertahap sampai lambung siap menerima makanan setelah itu. Tentang hal
ini, Ibnu Qayyim berkata, “Ifthar Nabi ﷺ ajaran yang sangat bijak. Puasa
mengosongkan perut dari makanan, sehingga lever tidak mendapatkan
didalamnya sesuatu yang dapat diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh.
Dan makanan yang manis adalah sesuatu yang paling cepat sampai ke liver
dan paling disukainya. Apalagi jika makanan itu adalah kurma, karena ia
adalah suci.”
Kurma juga dianjurkan menjadi asupan penting
bagi wanita hamil dan menjelang kelahiran, berdasar hadits yang
diriwayatkan Salamah binti Qais yang menyatakan bahwa Rasulullah ﷺ
bersabda, “Berikanlah kurma kepada wanita yang akan melahirkan,
agar anaknya menjadi murah hati. Itu adalah makanan Maryam saat akan
melahirkan Isa. Sekiranya Allah mengetahui ada yang lebih baik dari itu,
tentu Dia akan telah memberikannya kepadanya.”
Sulaiman bin Amr Al-Dabbi meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Bila
seseorang ingin berbuka puasa, maka sebaiknya ia mengonsumsi kurma.
Bila tidak tersedia, maka hendaknya ia meminum sedikit air. Karena ia
(air) itu bersih dan murni.”
Buah kurma tentu tidak asing lagi bagi kita.
Pohon kurma memang terdapat di Arab tetapi telah dikonsumsi masyarakat
dunia, termasuk Indonesia. Buah khas Timur Tengah ini menjadi favorit
saat berbuka puasa. Rasa kurma yang manis juga mempunyai banyak khasiat.
Kurma ternyata memiliki segudang manfaat. Kandungan protein dan gula
alaminya sangat mudah dicerna, sehingga baik dikonsumsi orang yang sudah
seharian berpuasa. Kandungan potasium dipercaya dapat menurunkan
tekanan darah tinggi dan dapat mengurangi risiko serangan stroke. Dalam
buah kurma, potasium dikenal sebagai excellent source karena bermanfaat
mengatasi dan mengurangi keletihan. Kurma juga dipercaya sebagai
penyumbang tenaga paling besar. Dapat menyuplai kalori dalam jumlah
besar.
Para
ahli gizi mengatakan, buah ini juga mengandung kalium. Zat yang sangat
berguna menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Fungsi mineralnya
membuat denyut jantung teratur, mengaktifkan kontraksi otot, dan
menstabilkan tekanan darah.
Buah kurma tidak mengandung lemak, namun
kandungan karbohidratnya dapat menghasilkan energi (tenaga) tinggi.
Begitu banyak manfaat kurma, sehingga para perempuan Arab menggunakan
sebagai formulasi menjaga kehalusan kulit. Mereka gemar menyantap kurma,
menyajikan pada tamu sebagai tanda penghormatan, dan juga menggunakan
untuk pelengkap masakan.
Menurut Dr. Hardinsyah MS, Direktur Klinik
Konsultasi Gizi dan Klub Diet IPB ini mengatakan bahwa kurma mengandung
zat gizi yang nyaris lengkap dengan komposisi yang seimbang, meskipun
dalam jumlah yang serba sedikit. Kebiasaan Nabi mengonsumsi kurma segar
dan kurma tidak segar (kering) saat ber-buka, lanjut Hardin-syah,
memberikan manfaat yang optimal. Kurma segar mengandung kadar air dan
vitamin yang lebih banyak tetapi rendah kandungan energi siap pakainya.
Sementara kurma yang tidak segar tinggi akan kandungan energi siap pakai
namun kandungan air dan beberapa vitamin lebih rendah, bahkan kandungan
vitamin C-nya minim. Bagi umat Islam, berbuka puasa dengan kurma
bukanlah sekadar tradisi, namun anjuran Nabi Muhammad ﷺ: ”Barangsiapa yang mempunyai kurma ketika puasa, hendaklah berbuka dengan kurma.”
Sementara dilihat dari ilmu gizi, kurma
memang sangat dianjurkan untuk berbuka puasa. Tak cuma itu, kurma juga
mengandung potasium yang tinggi. Potasium, ujar Hardinsyah, bermanfaat
untuk mengendalikan tekanan darah, untuk terapi darah tinggi, serta
membersihkan karbondioksida dalam darah. Potasium juga bermanfaat untuk
memicu kerja otot dan simpul syaraf. ”Berbagai mineral yang diperoleh
dari kurma juga bermanfaat untuk mengoptimalkan kandungan elektrolit
dalam cairan tubuh,” paparnya.
Kurma dapat menambah berat badan anak-anak,
memelihara ketajaman dan kebinaran mata, mencegah penonjolan bola mata,
melawan kekaburan, menguatkan penglihatan dan pendengaran, menenangkan
saraf dan menguatkannya, menghilangkan ketegangan, menggiatkan kelenjar
tiroid, serta memberikan ketenangan dan kedamaian kepada jiwa, dengan
memakannya pada pagi hari bersama segelas susu.
Kurma mudah dicerna dan cepat berpengaruh
dalam menyegarkan tubuh. Ia dapat melancarkan kencing, mem-bersihkan
liver, dan mencuci ginjal. Air rebusannya ber-manfaat untuk melawan
batuk, radang saluran pernapasan, dan dahak. Seratnya dapat melawan
konstipasi. Dan garam-garam mineralnya dapat menyeimbangkan keasaman
darah yang menjadi penyebab pengerasan ginjal dan empedu, encok, wasir,
dan darah tinggi. (TB/berbagai sumber)
Disarikan dari: Tabloid Bekam Edisi 4 (Cetakan Ke-5)/Imunisasi, Siasat Yahudi Lumpuhkan Generasi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar